Thursday, March 31, 2011

Surat Pendengar 1 : Kunyit dan Kerajaan Ladang

Selamat malam, Sahabat Radio Cihuy tersayang! Kembali di siaran perdata bersama saya, DJ pique is in the house, baru pulang nih. #DJ = Dump Junkey
Sementara saya mandi sambil bernyanyi, silahkan nikmati dulu lagu berikut.
Right people, be cool, take a bath.
#nowplaying Mulan Jameela – Makhluk Tuhan Paling Sexy

Baiklah, bagaimana kabar hari ini sahabat tersayang, masih 24 jam?! Bagus.
Baru saja saya buka email yang masuk inbox Radio Cihuy setelah menunggu sampai adzan magrib tadi, dan saya dapati sebuah email dari seorang Cihuyers berisi.. apa ya ini, semacam dongeng nampaknya. Baiklah, karena program acara siaran perdata ini tak memiliki format acara semuanya bisa terjadi, saya bacakan saja.


Alkisah, di sebuah kerajaan bernama Kerajaan Ladang. Sebuah Kerajaan yang subur, tanahnya gembur, namun penduduknya tidak semuanya makmur. Hiduplah cukup banyak macam rakyat yang akur, babak belur, pelipur, ngawur, semuanya campurbaur.

Seorang pemuda desa bernama Kunyit memiliki cita-cita sangat tinggi, setinggi menjulangnya anak pohon toge prematur tertinggi di dunia, yaitu menjadi bagian dari anggota kerajaan. You know dong, yang bekerja di kerajaan, mengurusi kerajaan dan berjalannya wilayah-wilayah yang berada di bawah kekuasaannya.

Mengapa Kunyit demikian?! Itu karena Kunyit adalah seorang pemuda yang mau sedikit membaca dan memperhatikan keadaan lingkungannya, tidak hanya tinggal dan duduk di sekolah murah yang mengajarkan muridnya menerima pelajaran mentah-mentah.
Lalu apa gerangan yang diperhatikan dan dipikirkan Kunyit hingga ia bercita-cita menjadi bagian dari anggota kerajaan?! Demikianlah,

Lama Kunyit memperhatikan, para anggota kerajaan yang notabene kebanyakan darinya adalah bangsawan, mendapatkan banyak fasilitas yang diberikan oleh kerajaan. Entah apakah mereka memang sudah menjadi seorang bangsawan sebelum menjadi anggota kerajaan atau menjadi bangsawan karena menjadi anggota kerajaan. Kunyit tidak terlalu memikirkan. Namun Kunyit berpikir, menjadi anggota kerajaan pasti akan memiliki lebih banyak kelebihan dibanding menjadi pedagang buah yang seharian berjualan di emperan jalan.

Dengan menjadi anggota kerajaan, Kunyit merasa akan lebih banyak memiliki hak, walau tentu harus juga memiliki kewajiban, atau kewajiban yang bisa ia sebut hak, ah iya, ia merasa akan lebih banyak memiliki hak. Ia akan merasa berhak mendapatkan fasilitas-fasilitas demi menunjang pemenuhan kewajibannya. Ia akan merasa berhak mendapatkan baju mahal terbaik karena perlu ia gunakan untuk bertemu diplomat dari kerajaan lain. Ia akan merasa berhak mendapat kuda gagah tercepat karena perlu ia gunakan tiap kali harus memenuhi panggilan raja. Ia merasa berhak mendapatkan apapun yang ia perlu untuk menjalankan tugasnya sebagai anggota kerajaan. Ya tentu saja, tidak ada yang salah, bila kerajaan memberinya hak tersebut, siapa yang bisa menghalanginya mendapatkannya?!

Kunyitpun berpikir, karena ia anggota kerajaan,  ia akan merasa lebih banyak memiliki hak dari warga-warga desa yang terpaksa kekurangan pangan, yang terpaksa kelaparan. Ya tentu saja, ia anggota kerajaan. Iapun berpikir, ia tetap merasa memiliki lebih banyak hak dari para buruh yang seharian terpaksa kecapaian, yang terpaksa kelelahan. Ya tentu saja, ia anggota kerajaan. Iapun mungkin akan merasa lebih penting, berguna dan istimewa dari pedagang koran, penyapu jalanan, dan penjual bunga yang biasa ia temui seharian. Ya tentu saja, ia anggota kerajaan.

Pokoknya, setelah menjadi anggota kerajaan yang bekerja untuk kerajaan, Kunyit berpikir maka kehidupannya akan lebih terjamin. Hidupnya akan menjadi salah satu tanggungan kerajaan dari ratusribuan anggota kerajaan lainnya. Tentu saja, ini mudah bagi sebuah kerajaan yang begitu megah.

Lalu mereka para buruh, warga desa, pedagang koran, penyapu jalanan, oh.. mereka hanya sempat bekerja untuk diri mereka sendiri, bukan untuk kerajaan, atau setidaknya mereka tidak terdaftar menjadi anggota kerajaan, tentu saja tidak menjadi tanggungan kerajaan. Ya mungkin cukup sekali-sekali diberi bonus lebih atas pekerjaannya, oleh kerajaan, karena toh mereka berada di bawah kekuasaan kerajaan. Tapi kehidupan mereka tidak dijamin oleh kerajaan, tidak menjadi tanggungan kerajaan, toh mereka bukan anggota kerajaan.

Maka setelah banyak berpikir, dengan banyak keuntungan yang bisa didapatkannya itu Kunyit pun membulatkan tekadnya untuk menjadi anggota kerajaan. Suatu saat nanti ia tak perlu berpikir bahwa walau ia berhak mendapatkan sesuatu, ia merasa perlu berpikir juga apakah ada orang lain yang jauh lebih berhak mendapatkan itu.

(bersambung..)



Wah, ternyata ceritanya bersambung, Sahabat Radio Cihuy. Sayangnya pengirim email tersebut tidak menyertakan alamat emailnya, jadi kami kesulitan untuk menanyakan bagaimana akhirnya nasib saudara Kunyit tersebut. Mari kita doakan, semoga saudara Kunyit baik-baik saja, segera bertemu dengan keluarganya dan cerita ini berakhir secepatnya.

Hoo, ternyata waktu sudah menunjukkan sebuah jam dinding. Baiklah kalau begitu, saya undur diri, sahabat tersayang! Sampai tidak bertemu lagi saat saya aju diri.
Eh iya, jangan lupa sarapan dahulu sebelum tidur.
Nite, Luv U.

No comments:

Post a Comment