Friday, April 15, 2011

Di Ujung Senja Nanti

http://4.bp.blogspot.com/-lSqdZ0AM2SE/TVnKDoA2eKI/AAAAAAAAABM/KwdrT-VV0Ko/s1600/berdua-pada-sdenja2.jpg
Selamat malam, Sahabat Radio Cihuy! Hari ini saya merasa lelah dan random sekali, rasanya seperti seharian sudah mengendarai motor mengusahakan sesuatu yang ternyata belum saatnya kali ini didapatkan dan berakhir kehujanan. Mungkin hanya karena belum mandi. Baiklah kalau begitu, saya buat kopi dulu, dingin.

Selamat datang kembali di siaran perdata Radio Cihuy, sahabat semua. Saya persembahkan lagu ini khusus untuk anda semua yang baru saja kehujanan. Selamat menikmati.
#nowplaying Monita – Kekasih Sejati


Oke, jadi apa yang akan kita lakukan kali ini.. hmm.. bagaimana kalau kita bermain tebak-tebakan?! Siapa yang tau jawaban dari pertanyaan saya, mendapat kesempatan jalan kayang naik Monas. Tapi Monas masih di Jakarta sih, nggak jadi kalau gitu.

Saya akan buka email yang masuk ke inbox Radio Cihuy, di antara ribuan email dari Cihuyers yang masuk ini, setelah saya tentukan sebelumnya, akan saya pilih satu email secara random. Dan email yang sedang sial akan saya bacakan.
Nah, sudah saya dapatkan. Email kiriman dari.. duh, lagi-lagi pengirim lupa menyertakan alamat emailnya. Sepertinya baru saja kami terima, oh benar sekali, tertanggal hari ini dan bertuliskan pukul 22.25. Baiklah, akan saya bacakan.
Tapi sebelumnya tolong ya, bagi Cihuyers yang mau mengirim email ke Radio Cihuy lain kali jangan lupa menyertakan alamat emailnya.



Sore tadi, aku terhenti di tepi sebuah jalan yang masih sibuk dengan urusan manusia. Saat rinai gerimis membias cahaya matahari, membentuk pelangi. Waktu seakan sengaja memperlambat langkahnya, mempertemukan mataku dengan pelangi yang perlahan terkikis merah langit senja.
Sejenak, aku tak peduli bagaimana dunia.


Malam ini kurebahkan tubuh lelahku, pejamkan mata, tak ada yang kulihat selain hitam. Telingaku hanya penuh dengan lirih nyanyian hujan yang menenggelamkan.

Tiba-tiba terlintas dalam kepalaku, kubayangkan seseorang yang sedang mencintaiku, dan aku yang mungkin juga mencintainya, sedang saling tersenyum berbagi tawa.

Lalu kubayangkan, karena suatu sebab, kecelakaan atau entah apa, ia yang mungkin kucintai harus kehilangan kedua matanya. Tak ada yang dapat ia lihat selain hitam, selain kelam. Tidak juga aku. Maka tak ada lagi saling tersenyum, tak ada lagi saling tawa, yang ada hanyalah aku yang sesekali melihatnya tersenyum, melihatnya tertawa.

Dan entah karena apa, kuputuskan memberikan kedua mataku untuknya. Lalu dengan operasi yang entah bagaimana, kedua mataku terpasang di rongga matanya. Maka aku tak lagi dapat melihat apa selain hitam, selain kelam.

Perlahan ia yang mungkin kucintai dapat kembali melihat dunia, dengan kedua mataku, sampai kapanpun ia mau atau hingga ia tak lagi mampu. Ia dapat mulai kembali melihat apapun yang ia mau dengan mataku. Suatu sore Ia dapat melihat pelangi, ia dapat melihat senja, atau ia dapat juga terus melihatku yang tak lagi mampu untuk melihatnya atau sesuatupun juga.  Bila ia mau.

Dan aku, mungkin akan mulai terus seperti ini, seperti malam ini kupejamkan mataku, tak ada yang lagi dapat kulihat selain hitam, selain kelam.


Baiklah, Sahabat Radio Cihuy, tulisan di emailnya hanya sampai di situ. Tampaknya Cihuyers satu ini sedang sedikit galau, atau anda pasti penulis cerita drama, ya?! Galau kok dipiara, yang dipiara tuh kumis, biar jadi gubernur.

Ah, sudah ya. Saya sibuk, mau jemur baju bos dulu, mumpung di luar masih hujan.
Nite all, have a nice weakday.



radiocihuy.blogspot.com

No comments:

Post a Comment