Tuesday, April 26, 2011

Renungan, Sungguh Aku Heran

“Wahai manusia !

Aku heran pada orang yang yakin akan kematian, tapi hidup bersuka ria.

Aku heran pada orang yang yakin akan pertanggungjawaban segala amal perbuatan di akhirat, tapi asyik mengumpulkan dan menumpuk harta.

Aku heran pada orang yang yakin akan kubur, tapi ia tertawa terbahak-bahak.

Aku heran pada orang yang yakin akan adanya alam akhirat, tapi ia menjalani hidupnya dengan bersantai-santai.

Aku heran pada orang yang yakin akan kehancuran dunia, tapi ia menggandrunginya.

Aku heran pada intelektual, yang bodoh dalam soal moral.

Aku heran pada orang yang bersuci dengan air, sementara hatinya masih tetap kotor.

Aku heran pada orang yang sibuk mencari cacat dan aib orang lain, sementara ia tidak sadar sama sekali terhadap cacat yang ada pada dirinya.

Aku heran pada orang yang yakin bahwa Allah SWT senantiasa mengawasi segala perilakunya tapi ia berbuat durjana.

Aku heran pada orang yang sadar akan kematiannya, kemudian akan tinggal dalam kubur seorang diri, lalu diminta pertanggungjawaban seluruh amal perbuatannya, tapi berharap belas kasih orang lain.



Wahai manusia !

Hari demi hari usiamu kian berkurang, sementara engkau tidak pernah menyadarinya. Setiap hari Aku datangkan rezeki kepadamu, sementara engkau tidak pernah memujiKu. Dengan pemberian yang sedikit, engkau tidak pernah mau lapang dada. Dengan pemberian yang banyak, engkau tidak juga pernah merasa kenyang.


Wahai manusia !

Setiap hari Aku mendatangkan rezeki untukmu. Sementara setiap malam malaikat datang kepada-Ku dengan membawa catatan perbuatan jelekmu. Engkau makan dengan lahap rezeki-Ku, namun engkau tidak segan-segan pula berbuat durjana kepada-Ku. Aku kabulkan jika engkau memohon kepada-Ku. Kebaikan-Ku tak putus-putus mengalir untukmu. Namun

sebaliknya, catatan kejelekanmu sampai kepada-Ku tiada henti.


Akulah pelindung terbaik untukmu. Sedangkan engkau hamba terjelek bagi-Ku. Kau raup segala apa yang Ku-berikan untukmu. Kututupi kejelekan yang kau perbuat secara terang-terangan.

Aku sungguh sangat malu kepadamu, sementara engkau sedikitpun tak pernah merasa malu kepada-Ku. Engkau melupakan diri-Ku dan mengingat yang lain.


Kepada manusia engkau merasa takut, sedangkan kepada-Ku engkau merasa aman-aman saja.

Pada manusia engkau takut dimarahi, tetapi pada murka-Ku engkau tak peduli.”



bersujudlah dan bertaubatlah kepada Allah SWT serta menangislah.. betapa banyak dosa yang telah kita perbuat selama ini..lihatlah betapa banyak kelalaian yang

telah kita lakukan selama ini.



“Ya Allah,

kami bukanlah hambaMu yang pantas memasuki surga firdaus-Mu, tidak juga kami mampu akan siksa api neraka-Mu, berilah hamba-Mu ini ampunan, dan hapuskanlah dosa-dosa kami, sesungguhnya hanya Engkaulah Sang Maha Pengampun, Sang Maha Agung.


Ya Allah,

dosa-dosa kami seperti butiran pasir dipantai, anugrahilah kami ampunan wahai Yang Maha Agung, umur kami berkurang setiap hari, sedangkan dosa-dosa kami terus bertambah

adakah jalan upaya bagi kami. 


Ya Allah, hamba-Mu yang penuh maksiat ini bersimpuh menghadap-Mu mengakui dosa-dosanya dan memohon kepada-Mu, ampunilah, karena hanya Engkaulah Sang Pemilik Ampunan, bila Engkau Campakkan kami, kepada siapa dan kemana kami mesti berharap selain dari-Mu”.


“Hisablah dirimu sebelum Allah menghisabmu”.


(Ali bin Abi Talib)

No comments:

Post a Comment